Jember

Kenang Sosok dan Perjuangan Letkol dr R M Soebandi, Wabup Jember Resmikan Museum dan Perpustakaan

Diterbitkan

-

Memontum Jember – Wakil Bupati Jember, KH MB Firjaun Barlaman, meresmian Museum dan Perpustakaan Letkol dr R M Soebandi di Universitas dr Soebandi, Selasa (27/06/2023) tadi. Perjuangan sosok dr RM Soebandi sendiri, mendapat apresiasi dari Pemkab Jember. Bahkan, mengusulkan dr RM Soebandi sebagai salah satu tokoh pahlawan nasional.

Sosok dr Soebandi, juga sangatlah berjasa bagi generasi penerus bangsa, bahkan bagi warga di Kabupaten Jember. dr Soebandi, selama hidup juga membela negara dari penjajahan Belanda. Dirinya meninggalkan seorang istri, Rr Soekesi dan tiga orang putri, Widyasmani, Widyastuti, dan Widorini.

Sebagai bentuk penghargaan atas jasanya, namanya diabadikan menjadi nama Rumah Sakit Daerah Jember, nama jalan serta nama perguruan tinggi. Wabup Jember, Gus Firjaun, pun berharap dengan peresmian perpustakaan dan museum ini bisa menjadi inspirasi dan bukti sejarah bagi kawula muda untuk bisa meneruskan dan memperjuangkan semangat dari dr Soebandi.

“dr Soebandi memiliki tiga putri yang tangguh. Dengan dibukanya perpustakaan dan museum ini, semoga menjadi amal jariyah bagi beliau dan membuka cakrawala perjuangan serta semangat yang membara khususnya di kawula muda,” kata Wabup Gus Firjaun.

Advertisement

Baca juga :

Gus Firjaun juga menjelaskan, Pemkab Jember telah mengusulkan tiga tokoh sejarah dari Jember menjadi pahlawan nasional yang saat ini sudah diproses di tingkat provinsi. Ketiga calon pahlawan nasional tersebut, yakni Letkol Muhammad Sroedji, dr RM Soebandi dan KH Achmad Shiddiq.

Sementara itu, dr Widorini selaku anak ketiga dari dr Soebandi, mengucapkan terima kasih kepada segenap pihak yang telah memberikan dukungan. Khususnya, kepada Bupati Jember beserta jajarannya yang terus membantu. Sehingga, museum Letkol dr RM Soebandi ini bisa diresmikan.

Lebih lanjut disampaikan, dalam menciptakan museum ini berawal dari gagasan keluarga yang didukung oleh lembaga Universitas dr Soebandi. Adapun koleksi museum, sebagian besar milik Widyastuti dan dr Widorini, yang kemudian dihibahkan kepada Universitas dr Soebandi.

“Tujuan dari mengibahkan hampir semua peninggalan dari almarhum ayah saya. Yakni agar barang-barang peninggalan tersebut bisa dijadikan pelajaran sejarah perjuangan bagi generasi mendatang. Dokter Soebandi sudah meninggal sekian puluh tahun lalu, tetapi semangat dan cita-citanya harus tetap bersemayam abadi pada generasi penerusnya,” ungkap dr Widorini. (rio/gie)

Advertisement
Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Trending

Lewat ke baris perkakas