Wisata
Wisata Desa Kamal Jember, Wisata Desa Batu Purba Era Megalitikum

Memontum Jember – Kabupaten Jember banyak ditemukan bebatuan hasil karya manusia purba. Salah satu kawasan yang kaya dengan penemuan bebatuan dengan berbagai bentuk itu adalah Desa Kamal, Kecamatan Arjasa.
Untuk berkunjung ke desa ini, tidaklah sulit. Karena, Desa Kamal berjarak sekitar kurang lebih 15 km dari pusat kota. Desa ini, dapat dicapai dengan mudah oleh semua jenis kendaraan. Baik roda dua maupun roda empat.
Baca juga:
- Terima Penghargaan Anugerah Meritokrasi 2023, Bukti Birokrasi ASN Jember Berjaya
- Bupati Hendy Lantik Pejabat Fungsional, Eselon III hingga Eselon IV Pemkab Jember
- Pemkab Jember Raih Lima Penghargaan Keterbukaan Informasi Publik di KI Award Jatim 2023
Saat berkunjung ke Desa Kamal, wisatawan dapat melihat bebatuan berupa menhir, peti kubur batu atau sarkofagus, batu kenong (mirip kenong alat musik gamelan jawa), batu lumpang hingga batu kilis. Bahkan, ada dua situs purba di sana, yakni situs Duplang dan Klanceng.
Batu-batu bersejarah itu, awalnya tidak dihiraukan oleh masyarakat. Padahal, dari warisan tak ternilai itu dapat dipelajari bagaimana peradaban manusia, yang hidup di masa ratusan ribu tahun lalu.
Menurut salah satu kuncen atau juru pelihara Situs Klanceng, Wahyudi, di Situs Klanceng ini tidak kurang ada 60 bebatuan bersejarah.
“Semuanya (ada) 59 sampai di balai desa (satu) batu lumpang jadi 60 batu,” kata Wahyudi, saat ditemui di sekitar situs, Minggu (02/05) tadi.
Dahulu, batu-batu peninggalan peradapan purba itu, berserakan di jalan, di sawah dan bisa ditemukan di mana-mana. Bahkan, hingga kini pun masih banyak berserakan di lahan milik warga.
Demi keamanan, sekitar tahun 2000 oleh petugas dari kantor Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Timur (BPCB), beberapa buah batu dikumpulkan menjadi satu di tanah milik Wahyudi.
“Dahulunya aman dibiarkan di insitunya. Ini yang mudah diambil orang dikumpulkan jadi satu,” kata Wahyudi sembari menunjuk kumpulan batu berbentuk kenong.
Kedua situs tersebut selama ini sering dikunjungi oleh sebagian masyarakat terutama para pelajar dan mahasiswa. Sembari belajar mereka juga berwisata. “Banyak yang kesini terutama pelajar dan mahasiswa,” sebut Wahyudi.
Selain tanahnya ditempati bebatuan pra sejarah, Wahyudi juga mendapat tugas untuk menjaga dan merawatnya.
Kedua situs warisan nenek moyang itu, tambah Wahyudi selama ini seolah belum ‘tergali’. Seperti bebatuan purba itu sendiri, elama ini tidak ada pengelolaan secara profesional sebagai kawasan wisata sejarah dan edukasi.
“Seharusnya, agar dapat memberi manfaat kepada masyarakat dan pemerintah, serta menjadi daya tarik, fasilitas pendukung diberikan,” ujarnya.
Wahyudi berharap, Desa Kamal akan dikenal sebagai desa purba dan menjadi salah satu lokasi wisata unggulan milik Kabupaten Jember yang banyak dikunjungi wisatawan. (rio/sit)

-
Jember4 minggu
Presentasi Monev Keterbukaan Informasi Publik, Bupati Hendy Minta Akses Disabilitas Diperhatikan
-
Jember4 minggu
PSHT Jember Salurkan Bantuan Kemanusiaan untuk Warga Palestina Rp 400 Juta
-
Jember4 minggu
Bupati Jember dan Forkopimda Gelar Serangkaian Peringatan Hari Pahlawan
-
Jember4 minggu
Promosikan Wisata Bahari, Pemkab Jember Gelar Fishing Tourism
-
Jember4 minggu
Jaga Keamanan dan Kondusifitas Jember, Bupati Hendy Instruksikan Pengaktifan Pos Kamling
-
Jember3 minggu
Terima Tamu Asal DIY, Pemkab Jember Kenalkan Destinasi Papuma, Watu Ulo hingga Puslit Kakao
-
Jember3 minggu
Kafilah dan Pembina MTQ XXX Jember Digelontor Uang Pembinaan hingga Umroh Bupati Hendy
-
Jember3 minggu
Permudah Adminduk Masyarakat Jember, Bupati Hendy Launching J-Pernik