Pemerintahan

Gelar Apel Kesiapsiagaan Bencana, Bupati Jember Ingatkan Warga Langkah Antisipasi dan Optimalkan Kentongan

Diterbitkan

-

Memontum Jember – Dalam waktu dekat, wilayah di Indonesia khususnya wilayah Kabupaten Jember, akan memasuki musim penghujan. Pada saat musim penghujan, setiap tahun selalu dibarengi dengan terjadinya bencana.

Dalam Apel Kesiapsiagaan Bencana di Alun-alun Kota Jember, Senin (25/10/2021), Bupati Jember, Hendy Siswanto, mengingatkan langkah antisipasi bencana alam yang mungkin terjadi di sekitar November dan Desember mendatang. 

Selain menyiapkan peralatan kebencanaan untuk membantu warga yang terdampak bencana, Bupati Jember juga akan melakukan sosialisasi kepada warga untuk membuat kentongan. Menurutnya, dengan adanya kentongan, adalah alat paling sederhana sebagai deteksi awal saat terjadinya bencana. Terlebih ketika malam hari.

“Antisipasi kepada masyarakat nantinya, kami akan berkirim surat kepada tiap-tiap camat, lurah dan kades untuk mensosialisasikan kepada RT/RW. Harapan saya, bisa swadaya masyarakat membuat kentongan itu,” kata Hendy saat dikonfirmasi usai menggelar apel.

Advertisement

Baca juga:

Kata Hendy, alasan adanya kentongan atau alat bunyi-bunyian dari batang bambu itu sebagai deteksi awal jika terjadi bencana. “Membuat kentongan seperti zaman dulu. Itu adalah sarana pertanda adanya bencana pada saat malam hari. Karena kalau siang hari kan masih bisa kita lihat, tapi kalau malam hari ya harus pakai kentongan itu,” katanya.

Diharapkan nantinya setiap rumah memiliki kentongan. “Sosialisasi yang nanti dilakukan, keberadaan kentongan itu agar ada di tiap-tiap rumah. Mereka (warga) membuat sendiri-sendiri,” sambungnya.

Upaya lain kaitan antisipasi awal kesiapsiagaan bencana, lanjut Hendy, pihaknya akan bersinergi dengan berbagai pihak dan jajaran samping. Termasuk komunitas kebencanaan yang tersebar di banyak kecamatan se Kabupaten Jember.

“Untuk tim kesiapsiagaan ini ada banyak. Kami bersinergi juga dengan komunitas kebencanaan dan tiap-tiap wilayah yang tanggap bencana di desa maupun di kecamatan. Tentunya terdapat puluhan komunitas yang anggotanya sudah melebihi jumlah ratusan,” ujarnya. 

Advertisement

Meskipun pihaknya berharap tidak ada bencana, namun kesiapsiagaan harus tetap dijaga. “Ini bagian dari kesiapsiagaan dengan targetnya mudah-mudahan tidak terjadi bencana. Semisal nantinya ada bencana, teman-teman sudah sigap untuk menjadi tupoksinya atau sudah menjadi tanggung jawabnya,” ujarnya. (rio/gie)

Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Trending

Lewat ke baris perkakas