Pendidikan

PMII Minta Pemetaan Menyeluruh untuk Tangkal Radikalisme di Kampus

Diterbitkan

-

Sarasehan dan diskusi pengurus dan anggota IKA PMII Kabupaten Jember beberapa waktu lalu
Sarasehan dan diskusi pengurus dan anggota IKA PMII Kabupaten Jember beberapa waktu lalu

Jember, Memontum – Pengurus Ikatan Keluarga Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (IKA-PMII) Kabupaten Jember meminta perguruan tinggi negeri dan swasta melakukan pemetaan radikalisme secara menyeluruh, serta membangun pusat kajian moderasi beragama yang toleran, moderat dan menghargai orang lain di kampus.

Upaya ini dilakukan untuk menangkal paham radikalisme masuk ke lingkungan kampus. Pusat kajian itu dinilai akan menjadi kontra narasi bagi paham-paham radikal termasuk terorisme yang telah menyebar. Sekaligus akan menjadi wadah promosi diskursus keilmuan yang berbasis moderasi keagamaan.

“Mahasiswa korban yang di target cuci otak radikalisme. Kami mendukung upaya perguruan tinggi untuk mengawasi, melakukan pemetaan dan pencarian data terhadap sumber-sumber serta sistem lingkungan keterpaparan pada radikalisme,” kata Hadi Makmur, Wakil Ketua IKA PMII Kabupaten Jember, Minggu (1/12/2019) pagi.

Menurutnya, perlu ada upaya sistematis, masif dan terukur untuk menangkal masuknya ideologi radikalisme di perguruan tinggi. Upaya fundamental secara terurkur itu diyakini mampu mencegah penetrasi ideologi lain. Di era digital tantangan yang dihadapi tidak sederhana, karena semuanya memperebutkan otoritas di ruang publik.

Advertisement

Hadi juga menanggapi pernyataan Ketua Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember (Unej) Akhmad Taufiq yang mengungkap 22 persen mahasiswa Unej terpapar radikalisme. Pihaknya menilai apa yang diungkapkan Akhmad Taufiq tersebut tidak keluar dari koridor keilmuan dan bermaksud membangun kesadaran kolektif pencegahan radikalisme.

“Angka 22 persen itu bukan generalisasi, tapi pernyataan akademis. Itu disampaikan di forum Festival HAM dengan tema strategi pencegahan intoleransi, radikalisme dan kekerasan ekstremisme di dunia pendidikan dan media sosial. Apa yang disampaikan tersebut berdasarkan hasil studi pemetaan, karena kami menginginkan subjek dari informasi tersebut bisa tersampaikan secara jelas ke masyarakat,” imbuhnya.

Senada dengan yang diungkapkan Wakil Ketua Hadi sebelumnya, Sekretaris IKA PMII Kabupaten Jember, Dr. Rosyid mengatakan, radikalisme menjadi momok menakutkan bagi siapapun. Masyarakat harus sadar dan paham tentang pentingnya melawan radikalisme, termasuk yang disebarkan melalui media sosial.

“Kepada keluarga besar Alumni PMII baik itu mahasiswa, akademisi, pimpinan maupun lainnya, agar turut serta dalam keterlibatanya menanggulangi paham radikal dan terorisme. Kami menekankan perlunya kewaspadaan terhadap paham radikalisme sekecil apapun. Semua elemen patut mawas diri dan waspada terhadap radikalisme,” pungkasnya. (Kj1/Yud/oso)

Advertisement

 

Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Trending

Lewat ke baris perkakas