Berita

Mahasiswa Pascasarjana Unej Pulihkan Lahan Kritis DAS Bedadung

Diterbitkan

-

Ribuan pohon buah-buahan dan kayu keras hijaukan lahan kritis Hulu Bedadung. (kj1)
Ribuan pohon buah-buahan dan kayu keras hijaukan lahan kritis Hulu Bedadung. (kj1)

Jember, Memontum – Mahasiswa Program Studi (Prodi) Pengelolaan Sumber Daya Air Pertanian (PSDAP), Program Pascasarjana Universitas Jember (Unej), mengubah kawasan lahan kritis di hulu Daerah Aliran Sungai (DAS) Bedadung, Desa Sucopangepok, Kecamatan Jelbuk, menjadi sentra tanaman buah-buahan dan kayu keras.

Sebagian besar areal di tiga dusun, Krajan, Lengkong dan Gujuran, Desa Sucopangepok, ditanami berbagai jenis pohon buah dan kayu keras yang dapat meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar, sekaligus memperkokoh tanah di sekitar hulu DAS Bedadung agar tidak mengalami erosi dan abrasi.

Ketua Panitia Kegiatan, Fauzan Mas’udy mengatakan, mahasiswa Prodi PSDAP Program Pascasarjana Unej bergotong royong menanami lahan seluas 5 (lima) hektare (ha) tersebut dengan 3.000 bibit pohon jenis pohon durian, jambu, sirsak, matoa dan klengkeng.

“Sebelum melakukan penanaman bibit pohon, kami memberikan pelatihan teknik penanaman pohon di lahan DAS bagi petani yang disampaikan oleh Eko Gatot dari Forum DAS Sampean, materi mengenai konservasi DAS oleh dosen Fakultas Pertanian Universitas Jember, Marga Mandala, dan Ketua Prodi PSDAP, Luh Putu Suciati memberikan pemahaman akan pentingnya menjaga kelestarian DAS,” kata Fauzan, Senin (23/12/2019) siang.

Advertisement

Hulu DAS Bedadung di Desa Sucopangepok, ujar Fauzan, adalah salah satu lahan yang rawan erosi saat musim hujan. Karena lahan tersebut ditanami sengon oleh warga. Dengan ditanami pohon buah dan kayu keras, lahan itu bisa menahan erosi dan manfaat ekonominya bisa lebih produktif, sehingga bisa meningkatkan taraf perekonomian masyarakat, khususnya kelompok tani.

“Sekarang kami tanami buah-buahan dan kayu keras. Kedepannya, kami upayakan semua lahan bisa kembali hijau dan warga semakin sejahtera. Kalau alasan memilih Desa Sucopangepok, karena kawasan di sini menjadi salah satu lokasi hulu DAS Bedadung yang menyuplai air melalui sungai Bedadung ke berbagai daerah pertanian di Jember,” imbuhnya.

Abdurahman, Kepala Desa Sucopangepok mengemukakan, lahan DAS produktif di desanya berubah, karena belakangan masyarakat yang petani memutuskan untuk menanam pohon sengon, dibandingkan dengan buah-buahan ataupun kayu keras. Tanaman sengon dianggap lebih cepat dipanen, sehingga sekali menanam dapat memberikan keuntungan.

“Banyak warga di sini yang memilih menanam kayu sengon sebab dalam jangka waktu empat tahun sudah bisa dipanen, tapi akibatnya lahan DAS jadi gundul saat sengon dipanen. Akibatnya beberapa kali desa kami dilanda banjir kala musim hujan. Oleh karena itu kami sangat berterima kasih dengan adanya bantuan bibit pohon dan pelatihan dari Universitas Jember bagi warga kami. Semoga DAS di Desa Sucopangepok bisa tetap lestari,” ujar Abdurahman.

Advertisement

Hal senada diungkapkan Ketua Himpinan Mahasiswa PSDAP, Wawan Sujarwo, yang menyebut Desa Sucopangepok adalah salah satu hulu DAS Bedadung selain daerah Arjasa, Kemuning, Klungkung, Rembangan dan Bacem di Jember. Mengingat pentingnya posisi Desa Sucopangepok, maka mahasiswa PSDAP Universitas Jember secara berkala memberikan pembinaan bagi petani setempat.

“Bentuk pembinaan diantaranya pelatihan bagaimana menjaga DAS, diskusi dan termasuk yang dilakukan hari ini yakni membagikan bibit tanaman buah dan kayu keras, ” urai Wawan.

“Sengaja kami berikan bibit tanaman buah dengan harapan saat panen nanti maka hasilnya bisa dinikmati para petani tanpa harus menebang pohonnya. Penanaman 3000 bibit pohon juga akan kami kawal, nanti pada bulan Februari tahun depan akan kami lakukan monitoring dan evaluasi,” ungkapnya.

Sumber data yang dihimpun penelitian dengan metode Geographic Information System (GIS) Prodi PSDAP Program Pascasarjana Unej, 65 persen DAS Bedadung dalam kondisi kritis akibat erosi berat.

Advertisement

Salah satu penyebab erosi karena penebangan hutan dan alih guna lahan yang masif terutama di daerah hulu DAS Bedadung. Jika dibiarkan, maka bencana seperti banjir, erosi, sedimentasi dan longsor akan sering terjadi di Jember, terutama di daerah hilir. (Kj1/Yud/oso)

 

Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Trending

Lewat ke baris perkakas