Kopi Ketan

Gus Mus Sebut Warga Jadi Sufi Millenial, Jika Jaga Keutuhan NKRI

Diterbitkan

-

Gus Mus Sebut Warga Jadi Sufi Millenial, Jika Jaga Keutuhan NKRI

Jember, Memontum – Mursyid atau guru Thoriqoh Naqsabandiyah Wal Qodiriyah KH Nur Musthofa Hasyim asal kecamatan Gumukmas Kabupaten Jember menyebut Sufi dan Tasawuf para Masayih (Ulama) terdahulu memandangnya dari cara berpakaian dan berwirid (berdzikir) saja. Tetapi di era Millenial Sufi dan Tasawwuf di pandang dari cara mereka berprilaku atau beretika.

“Kalau kita sudah bicara Tasawuf sudah barang tentu yang dipelajari tentang cara beretika,” tutur Gus Mus sapaan akrab KH Nur Musthofa Hasyim, Senin (13/5/19) serambi ponpesnya.

Diakuinya, memang asal-usul kata Sufi diambil dari bahasa arab Shuf yang artinya bulu halus dan ada juga sebagian orang yang menyebutkan kepada golongan Ashabus Shufah atau para sahabat yang meninggalkan rumahnya dengan asyiknya mereka diam dan tidur dan memperbanyak berada di teras masjid Rosulullah.

“Tujuan apa, agar selalu dekat dengan rumah Allah serta sering ketemu Nabi Muhammad SAW,” terang Pengasuh Pondok pesantren Ngashor yang berada di kecamatan Gumukmas tersebut.

Advertisement

Namun bagi Gus Mus, usaha mendekat kepada Allah SWT tidak harus dengan ritual khusus saja, paling utama adalah bentuk prilaku sehari-hari yang diletakkan pada sifat Insani (kemanusiaan).

“Yakni meletakkan segala sesuatu dengan menyesuaikan pembinaan kehambaannya, “ jelasnya.

Gus mus melanjutkan, seorang muslim dan muslimah harus menyertakan keimanannya dalam menjalani syariat islam, tidak mungkin seseorang menjadi pengikut sebuah” agama ” lantas kemudian mereka tidak mengimani dan meyakini syariat agama tersebut.

Jika hal itu terjadi sambung Gus Mus, maka seseorang akan kehilangan sifat kehambaannya, dibutuhkan Etika atau Akhlaq yang mencerminkan kesucian dalam menghamba kepada Tuhannya, oleh karena itu untuk mengimbangi antara syariat dan keimanan, Dalam Sufi Milenial, jika Sholat adalah Ilmu Tasawufnya, maka Musholli (yang melakukan Sholat) adalah Sufinya.

Advertisement

“Kalau seseorang sedang sholat sudah barang tentu dia tidak akan mengerjakan aktifitas selain sholat,dia dengan fokus mengikuti aturan rukun dan sunnahnya sholat,” sambungnya.

Tak hanya itu saja Ia mencontohkan Sufi Millenial, pasangan Suami-istri telah menjadi Sufi Millenial, jika berperilaku selayaknya seorang istri dengan menjaga etika kepada suaminya atau sebaliknya suami juga menjaga etika terhadap istrinya.

“Sebagai warga negara dan bangsa Indonesia telah menjadi seorang Sufi Millenial, jika dia telah berusaha menjaga keutuhan NKRI, patuh dan taat menjaga nilai-nilai luhur Bangsa dengan dasar Pancasila dan UUD 45 serta membangun Pemerintahanya atau Lingkungannya,” beber Gus Mus.

“Di bulan suci ramadan yang berkah marilah kita muhasabah dan menambah kegiatan ubudiyah yang mungkin jarang kita lakukan di luar romadhon, sehingga dengan momentum bulan ramadan kali ini menjadikan kita, lebih baik dan tertulis sebagai hamba yang diridhoi Amin,” pungkasnya. (rir/yud/oso)

Advertisement

 

Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Trending

Lewat ke baris perkakas