Berita

Tanah Tergerus Sungai, 4 Rumah di Tebing Kali Tanggul Terancam Ambyar

Diterbitkan

-

Kondisi salah satu rumah yang berada di aas tebing kali tanggul. (bud)
Kondisi salah satu rumah yang berada di aas tebing kali tanggul. (bud)

Memontum Jember – Di musim penghujan tahun 2020, sebanyak 4 kepala Keluarga yang berada di dusun krajan Rt 3 Rw 12 Desa Tanggul wetan Kecamatan Tanggul Kabupaten Jember yang berada di atas tebing sungai yang dikenal dengan sebutan “Kali Tanggul“ terpaksa harus mengungsi ke rumah kerabatnya, Kamis (27/2/2020) siang.

Pasalnya, rumah yang di tempatinya terancam hancur, karena diketahui posisi empat rumah yakni Rumah Pak Faisol, Harianto, Bu May dan Pak Suhudi tersebut selain berada di atas tebing, juga berada di tikungan sungai, belum lagi tanahnya tergerus arus air sungai, di kala banjir akibat hujan deras yang turun.

Menurut kepala Dusun Krajan Tanggul Wetan Fauzan, mengatakan bahwa sungai kali tanggul itu pernah di normalisasi ke posisi semula, namun tidak di dukung dengan adanya plengsengan atau bronjong akhirnya tebing yang di atasnya ada rumah warga ambyar,

“Dulu sungai manggisan ini pernah di normalisasi sekitar tahun 2011, oleh pihak desa, pada saat itu kepala Desa Tanggul Wetan H Suwadi, mendatangkan alat berat dan mengembalikan sungai ke jalur semula, karena jalur sungai yang sebenarnya adalah di sebelah utara, ” terangnya.

Advertisement

Karena tidak adanya penahan yang kuat di tebing sebelah selatan tepat di tikungan sungai lanjut Fauzan, mengakibatkan air yang dari arah utara ke selatan menerjang tebing tersebut dan menggerus tebing dan kebetulan tebing sebelah selatan tersebut di atasnya ada beberapa rumah pennduduk.

“Sehingga oleh kepala desa di lakukan normalisasi dan dikembalikan ke jalur semula, ” katanya.

Fauzan juga menerangkan, bahwa tanah warga yang di atasnya berdiri rumah, tergerus air sungai kira – kira 40 m dan panjang 60 m dan kondisinya menggantung.

“Kejadian ini sudah beberapa kali di laporkan dan di ajukan, baik ke pemerintah kabupaten maupun pemerintah propinsi, namun masih belum terealisasi, sampai bosen kita menunggu,” keluhnya.

Advertisement

Dia berharap agar longsor ini akan segera di tangani dan memberikan bantuan kepada korban longsor yang saat ini benar – benar membutuhkan.

“Longsor ini terjadi sejak 2010 dan dan belum pernah menerima bantuan (pembenahan) dan hanya dilakukan survei dan cek lokasi,” pungkasnya. (bud/yud/oso)

 

Advertisement
Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Trending

Lewat ke baris perkakas