Jember

Bupati Hendy Apresiasi Teknologi Baru Penanganan Kebocoran Jantung RSUD dr Soebandi

Diterbitkan

-

Memontum Jember – Bupati Jember, Hendy Siswanto, mengapresiasi teknologi baru yang dimiliki Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Soebandi Jember, Selasa (30/04/2024) tadi. Yakni, teknologi dengan metode Amplatzer Septal Occluders (ASO) sebagai standar perawatan penutupan cacat septum atrium (ASD) invasif minimal.

Layanan kesehatan canggih itu, untuk penanganan kebocoran jantung bawaan pada kasus Balita. Sementara untuk mengoperasionalkan peralatan dengan teknologi terkini itu, pihak manajemen RSD dr Soebandi menggandeng tim ahli RSUD dr Soetomo Surabaya, dalam proctorship (pembelajaran) metode ASO.

Tenaga ahli dari RSUD Dr Soetomo, dipimpin oleh dr H Mahrus A Rachman bersama dr Taufiq Hidayat dan Riza Nur Cholish. Sedangkan dr Saraswati adalah yang menjalani bimbingan.

Bupati Hendy Siswanto mengatakan bahwa pihaknya mendapatkan laporan dari Kepala Dinas Kesehatan, jika jumlah perempuan usia produktif di Jember ada sekitar 40.000. “Apresiasi setinggi-tingginya kepada RSD dr Soebandi. Ternyata, banyak kasus jantung bawaan di sini, yang juga mengakibatkan angka kematian bayi,” kata Bupati Hendy.

Advertisement

Baca juga :

Dengan teknologi terbaru ASO tersebut, ujarnya, kasus kebocoran jantung bawaan pada anak tidak perlu dioperasi. Tetapi dengan caterisasi (menggunakan cater) memasukkan alat untuk menambal.

“Insyaallah (dengan memanfaatkan teknologi, red) penanganan tidak membutuhkan waktu lama. Sekitar 30 menit. Bahkan, kalau sudah ahli, hanya 13 menit sudah selesai. Si pasien, dua tiga hari sudah bisa lari,” papar Bupati Hendy.

Direktur RSD dr Soebandi Jember, dr Lilik Lailiyah, menambahkan jika untuk sementara ini pihaknya masih menunjuk satu tenaga proctorship. “Dokter Saras memang lebih bisa untuk proctorship ini. Sementara ini, masih dia saja. Kita akan siapkan nanti yang lain untuk berikutnya,” ucap Lilik Lailiyah.

Advertisement

Dirinya juga menyampaikan, saat ini sudah tercatat di RSD sebanyak 174 anak dengan kasus jantung bawaan, yang akan menjalani pelayanan dengan metode ASO. Pemanfaatan teknologi dengan metode terbaru itu, dr Lilik menegaskan, tidak ada kesulitan. Bahkan, sudah tersedia dengan cukup di rumah sakit yang dipimpinnya.

Sedangkan untuk waktu proctorship sendiri, ujarnya, tidak berdasarkan hari tetapi berdasarkan berapa kasus yang ditangani. “Nanti dr Mahrus yang akan menentukan kapan dr Saras bisa dilepas sendiri,” tambahnya. (kom/rio/gie)

Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Trending

Lewat ke baris perkakas