Berita

Warga Enggan Pinjamkan Cangkul Petugas Kubur Jenasah Protokol Covid Gunakan Tangan

Diterbitkan

-

Proses penguburan jenasah protokol covid tanpa menggunakan cangkul
Proses penguburan jenasah protokol covid tanpa menggunakan cangkul

Memontum Jember – Pemakaman jenazah menggunakan protokol keamanan Covid-19 di Dusun Karangtemplek, Desa Andongsari, Kecamatan Ambulu, terpaksa menggunakan tangan saat proses penguburan jenazah. Pasalnya, saat itu warga enggan meminjamkan alat penguburan jenazah yakni cangkul ataupun sekop.

Sehingga untuk proses penguburan jenazah, petugas pemakaman yang terdiri dari 10 orang petugas TRC BPBD Jember terpaksa hanya menggunakan tangan. Proses penguburan jenazah yang biasanya menghabiskan waktu kurang lebih 15 menit. Terpaksa harus lama prosesnya lebih dari setengah jam.

Petugas harus memakamkan dengan mengaduk-aduk tanah menggunakan tangan kosong tanpa alat bantuan apapun untuk menutup lubang kuburan dengan panjang 2,3 meter, lebar 1 meter, dan kedalaman 1,5 meter.

“Padahal menguburkan tadi kedalamannya lebih dalam, yang umumnya 1,5 meter,” kata salah seorang petugas TRC BPBD Jember yang enggan disebutkan namanya saat dikonfirmasi usai pemakaman, Minggu (9/8/2020) sore.

Advertisement

Petugas tidak membawa alat cangkul dan sekop sendiri, karena pada saat bersamaan ada tim pemakaman lain yang sedang memakamkan jenazah dengan protokol Covid-19.

“Tadi kan dibagi dalam dua tim. Kami di Kecamatan Ambulu, dan tim lain di Kecamatan Semboro. Alat cangkul dan sekop dibawa tim lain. Nah biasanya kita oleh warga dipinjami, Ini tidak. Mungkin warga takut virus Coronanya nempel di cangkulnya,” katanya.

Namun biasanya, terkait alat bantu cangkul dan sekop yang digunakan, dan juga apabila dipinjamkan warga. Selalu dilakukan sterilisasi setelah penggunaan.

“Sebenarnya aman. Tapi ya karena tidak dipinjami dan dibilang tidak ada. Ya sudah kita pakai tangan biasa. Kita ker-ker (aduk-aduk, red) tanahnya untuk menguburkan. Padahal lubang makam sebelumnya dibuatkan warga,” ungkapnya.

Advertisement

Saat dikonfirmasi apakah ini bentuk protes warga. “Saya rasa tidak! Karena warga tadi memahami kondisi jenazah dan tidak ada bentuk proses apapun. Tapi setelah kedalaman makam kurang 20 cm, ada warga yang meminjamkan cangkul, jadi alhamdulillah terbantu,” ucapnya.

Untuk proses penguburan pun lebih lama dari biasanya. Pantauan wartawan di lokasi pemakaman, petugas mengais tanah untuk proses mengubur jenazah. Padahal saat itu mereka menggunakan APD lengkap saat proses penguburan jenazah tersebut.

“Kalau ada cangkul dan sekop, biasanya penguburan itu 15 menit. Ini tadi lama lebih dari 30 menit. Karena ya pakai tangan itu,” ujarnya.

Terpisah, Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Jember, Heru Widagdo membenarkan tentang kendala dari petugas pemakaman. Menurutnya ketiadaan alat cangkul dan sekop diduga warga khawatir penularan virus Covid-19.

Advertisement

“Mungkin warga takut meminjami. Akhirnya petugas pemakaman menguburkan dengan tangan kosong,” kata Heru.

Kekhawatiran warga dengan tidak meminjamkan cangkul dan sekap, dianggap hal wajar. “Jember memang unik, macam-macam proses pemakaman ini. Tapi kita berusaha agar pihak keluarga tetap tabah, dan proses pemakaman dapat berjalan dengan baik. Karena sensitif sekali soal pemakaman menggunakan protokol Covid-19 ini,” tukasnya. (ark/tog/mzm)

 

Advertisement
Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Trending

Lewat ke baris perkakas